Jumat, 18 November 2022

 

Materi Bahasa Indonesia Kelas 10: Pengertian Puisi, Struktur, dan Jenisnya

Materi Puisi Bahasa Indonesia Kelas 10: Pengertian puisi, struktur dan jenisnya

Pahamifren pasti sudah nggak asing dengan istilah puisi, kan. Puisi acapkali mampu membuat hati seseorang berbunga-bunga karena pemilihan kata-katanya yang indah. Makanya nggak heran kalau banyak orang suka sekali membaca atau mendengarkan puisi. Nah, dalam Materi Puisi Bahasa Indonesia Kelas 10 kali ini, Mipi mau mengajak kamu membahas tentang pengertian puisi, struktur hingga jenisnya. Simak artikel ini sampai selesai ya, Pahamifren!

Pengertian Puisi

Berdasarkan pengertiannya, puisi dapat dikatakan sebagai salah satu genre sastra yang menggunakan kata-kata yang estetis dan berirama. Penggunaan kata-kata indah ini bertujuan untuk membangun makna yang berbeda atau menggantikan makna asli sebuah kata.

Pada materi puisi Bahasa Indonesia kelas 10, disebutkan bahwa puisi merupakan ungkapan hati atau pemikiran penyair mengenai berbagai hal dalam kehidupan ke dalam susunan kata-kata yang padat dan penuh makna. 

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

Berikut adalah beberapa pengertian puisi menurut ahli yang bisa membantu kamu lebih memahami puisi:

  • H.B Jassin menjelaskan bahwa puisi merupakan suatu karya sastra yang diucapkan dengan sebuah perasaan yang di dalamnya mengandung suatu pikiran-pikiran dan sebuah tanggapan-tanggapan.
  • Herman Waluyo menjelaskan bahwa puisi merupakan karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan semua kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.
  • Sumardi menjelaskan bahwa puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan kata-kata bermakna kiasan (imajinatif).
  • James Reeves menjelaskan bahwa puisi merupakan ungkapan bahasa yang penuh dan kaya akan daya pikat.
  • Carlyle menjelaskan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal, kata-katanya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu seperti musik.
  • Samuel Taylor Coleridge menjelaskan bahwa puisi adalah kata-kata terindah dalam susunan terindah.
Materi puisi Bahasa Indonesia Kelas 10,, apa pengertian puisi menurut para ahli? bagaimana struktur puisi?

Ciri-Ciri Puisi

Puisi memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

  • Bahasa yang digunakan dalam puisi lebih padat dibandingkan prosa dan drama.
  • Puisi memiliki rima atau sajak yang teratur.
  • Puisi lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun, khususnya pada puisi lama.
  • Puisi bersifat simetris.
  • Puisi memiliki makna konotatif.
  • Puisi terdiri dari kesatuan sintaksis (gatra).

Unsur-Unsur Puisi

Pada materi puisi Bahasa Indonesia kelas 10 ini, kamu juga perlu mengetahui tentang apa saja yang menjadi unsur pada puisi, sebagai berikut:

Struktur Fisik Puisi

Struktur fisik puisi merupakan unsur dari puisi yang dapat dilihat dan diamati secara langsung dengan mata. Struktur fisik puisi terdiri dari:

  • Tipografi atau bentuk format puisi 

Dalam tipografi ini kamu dapat melihat pengaturan baris, batas tepi kertas kanan, kiri, atas, dan bawah, serta pemilihan jenis huruf yang digunakan oleh penyairnya. Tipografi ini berpengaruh terhadap pemaknaan dari isi puisi.

  • Diksi

Diksi merupakan pemilihan kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya, yang dimaksudkan untuk mendapatkan efek sesuai dengan keinginan penyair tersebut. Diksi ini sangat berpengaruh dengan makna yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya.

  • Imaji atau Citraan

Imaji atau citraan merupakan kata atau susunan kata-kata yang mengungkapkan pengalaman indrawi pembaca saat membaca puisi, sehingga pembaca dapat seolah-olah melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami hal-hal yang terdapat dalam sebuah puisi. Imaji dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu imaji penglihatan (visual), imaji pendengaran atau suara (auditif), dan imaji sentuh atau perabaan (taktil).

  • Majas

Majas merupakan pemakaian bahasa dengan melukiskan sesuatu dengan konotasi khusus sehingga arti sebuah kata dapat memiliki banyak makna.

  • Kata Konkret

Kata konkret merupakan kata yang mengacu atau merujuk kepada suatu benda atau hal yang berwujud, dapat diraba, dilihat, didengar, dan dicium. Kata konkret dalam puisi biasanya merangsang imaji pembaca dan berkaitan dengan lambang atau kiasan. Contoh kata konkret adalah laut, sawah, pantai, meja, uang, rumah, mobil, dan lain sebagainya.

  • Rima atau Irama

Rima atau irama merupakan persamaan bunyi yang digunakan oleh penyair dalam puisinya dari awal hingga akhir puisi. Rima atau irama terdiri dari:

  • Pengulangan kata

Atau ungkapan yang menentukan tinggi dan rendah, panjang dan pendek, keras dan lemahnya bunyi yang sangat berpengaruh dan menonjol dalam pembacaan puisi.

  • Onomatope atau tiruan bunyi

Contoh dari onomatope ini adalah dor! yang merupakan tiruan bunyi suara tembakan. Bentuk intern pola bunyi seperti asonansi, aliterasi, persamaan awal, persamaan akhir, sajak berparuh, sajak penuh, sajak berselang, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya.

Struktur Batin Puisi

Struktur batin puisi merupakan unsur pembangun puisi yang tidak terlihat mata. Struktur batin puisi terdiri dari:

  • Tema atau Makna (Sense)

Tema atau makna merupakan salah satu unsur puisi yang tersirat, berupa makna yang ingin disampaikan oleh penyair kepada para pembaca. Tema atau makna dalam puisi berkaitan dengan hubungan tanda dengan makna. Oleh karena itu baik kata, baris, bait, maupun bentuk sebuah puisi memiliki makna tertentu yang ingin disampaikan oleh penyairnya. 

  • Nada (Tone)

Nada merupakan sikap penyair kepada para pembacanya, yang berkaitan dengan tema dan rasa. Dalam sebuah puisi, penyair dapat menyampaikan makna yang ingin disampaikan dengan nada menggurui, mendikte, merendahkan, memuji, atau lain sebagainya. 

  • Rasa (Feeling)

Rasa merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan dalam puisinya. Rasa biasanya dipengaruhi latar belakang sosial dan psikologi penyair. Misalnya, latar belakang pendidikan, jenis kelamin, kelas sosial, agama, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengetahuan, serta pengalaman sosiologis dan psikologis seorang penyair akan mempengaruhi rasa dalam puisi yang ia tulis.

  • Amanat atau Tujuan (Intention)

Amanat atau tujuan merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh penyair dalam puisinya kepada para pembaca.

Jenis-Jenis Puisi

Nah, setelah mengetahui tentang struktur puisi, pada materi puisi Bahasa Indonesia Kelas 10 ini, Mipi juga akan mengenalkan kamu pada tiga jenis puisi, sebagai berikut:

Puisi Lama

Puisi lama merupakan puisi yang dibuat sebelum abad ke-20 dan terikat pada beberapa aturan. Puisi lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Bersifat anonim karena merupakan puisi rakyat,
  • Disampaikan secara lisan atau dari mulut ke mulut, dan
  • Terikat aturan-aturan yang mengatur jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata, maupun rima.

Lebih jelasnya, aturan yang mengikat puisi lama adalah sebagai berikut:

  • Jumlah kata dalam satu baris,
  • Jumlah baris dalam satu bait,
  • Jumlah suku kata dalam tiap baris.
  • Persajakan atau rima, dan
  • Irama.

Nah, puisi lama ini juga dibagi menjadi beberapa jenis, Pahamifren. Beberapa jenis puisi lama tersebut adalah sebagai berikut:

Mantra

Mantra merupakan ucapan kata-kata yang dipercaya dapat mendatangkan kekuatan magis, yang biasanya diucapkan pada acara tertentu. Misalnya adalah mantra yang diucapkan untuk menolak ataupun untuk mendatangkan hujan.

Pada zaman dahulu, mantra termasuk sebagai salah satu jenis puisi
  • Pantun

Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat larik dengan rima berakhiran ab-ab. Pantun juga biasa disebut sebagai bahasa sindiran. Pantun dibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu pantun anak, pantun teka-teki, pantun orang tua, pantun remaja, dan pantun teka-teki.

Seloka

Seloka merupakan pantun berkait yang berasal dari Melayu Klasik. Seloka biasanya berisi mengenai pepatah.

Gurindam

Gurindam merupakan puisi lama yang terdiri dari dua bait yang tiap baitnya terdiri dari dua baris kalimat dengan rima yang sama. Gurindam ini biasanya mengandung amanat atau nasihat.

Karmina

Karmina merupakan puisi lama yang berbentuk seperti prosa dan lebih pendek dari pantun. Karmina sering disebut juga sebagai pantun kilat karena bentuknya yang sangat pendek.

Talibun

Talibun merupakan puisi lama berupa pantun yang memiliki lebih dari empat baris dengan rima abc-abc.

Syair

Syair merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris berakhiran serupa. Syair umumnya mengisahkan sebuah cerita yang di dalamnya terkandung amanat dari penyairnya.

Puisi Baru

Puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat pada aturan-aturan puisi lama, baik dalam jumlah baris, suku kata, ataupun rima. Puisi baru memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Nama penyairnya jelas atau diketahui,
  • Memiliki bentuk rapi dan simetris,
  • Memiliki gaya bahasa yang dinamis,
  • Memiliki persajakan akhir yang teratur,
  • Sebagian besar puisi baru memiliki empat seuntai,
  • Setiap barisnya terdiri dari sebuah gatra atau kesatuan sintaksis,
  • Setiap gatra terdiri dari empat sampai lima suku kata, dan
  • Banyak menggunakan pola pantun dan syair, sekalipun ada juga yang menggunakan pola puisi lama lainnya.

Puisi baru terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

Himne

Himne merupakan sejenis nyanyian pujian yang ditujukan untuk Tuhan atau dewa, ataupun segala sesuatu yang dianggap suci atau sakral.

Balada

Balada merupakan puisi sederhana yang berkisah mengenai cerita rakyat yang mengharukan. Balada biasanya berbentuk dialog atau disajikan dalam bentuk nyanyian.

Ode

Ode merupakan puisi larik mengenai sanjungan terhadap orang yang berjasa. Ode dibaca dalam nada yang agung dan memiliki tema yang serius. Biasanya ode ditujukan pada orang tua, pahlawan, dan tokoh-tokoh besar.

Romansa

Romansa merupakan puisi cerita yang mengungkapkan luapan perasaan cinta kasih. Pusi romansa ini menimbulkan efek romantis saat dibacakan.

Epigram

Epigram merupakan puisi mengenai ajaran dan tuntunan dalam menjalani hidup. Epigram sendiri memiliki arti unsur pengajaran, nasihat, menuntun ke arah kebenaran yang dijadikan pedoman hidup.

Elegi

Elegi merupakan syair atau nyanyian berupa ratapan dan ungkapan duka cita, terutama pada peristiwa kematian.

Satir

Satir merupakan puisi bergaya bahasa sindiran atau kritik yang disampaikan dalam bentuk sarkasme, ironi, atau parodi.

Distikon

Distikon meripakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari dua baris atau dua seuntai.

Terzina

Terzina merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari tiga baris atau tiga seuntai. 

Kuatren

Kuatren merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari empat baris atau empat seuntai.

Kuint

Kuint merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari lima baris atau lima seuntai.

Sekstet

Sekstet merupakan merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari enam baris atau enam seuntai.

Septima

Septima merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari tujuh baris atau tujuh seuntai.

Oktaf atau Stanza

Oktaf atau stanza adalah merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari delapan baris atau delapan seuntai.

Soneta

Soneta merupakan puisi yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi dua bagian. Dua bait pertama dalam soneta memiliki empat baris, sementara dua bait kedua masing-masing memiliki tiga baris. Soneta ini merupakan jenis puisi baru yang paling terkenal karena paling susah dibuat dan membuat para penyair tertantang untuk membuatnya. 

Puisi Kontemporer

Sesuai dengan namanya, puisi kontemporer merupakan jenis puisi yang berusaha menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan selalu berusaha keluar dari ikatan konvensional penulisan puisi lama maupun baru. 

Puisi kontemporer juga biasanya menggunakan kata-kata yang tidak terlalu memperhatikan kesantunan berbahasa, seperti menggunakan kata-kata yang kasar, ejekan, atau lainnya. Dalam puisi kontemporer juga pemakaian kata-kata simbolik atau lambang intuisi, irama, gaya bahasa, dan lain sebagainya dianggap tidak terlalu penting lagi. Puisi kontemporer juga bisa berarti puisi yang ditulis dalam kurun waktu terakhir.

Materi puisi Bahasa Indonesia kelas 10, mengenal struktur dan jenis puisi

Puisi kontemporer dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

Puisi Mbeling

Puisi mbeling merupakan puisi yang tidak mengikuti aturan umum atau ketentuan dalam puisi lama maupun baru. Penyair puisi mbeling biasanya tidak tidak perlu memilih-milih kata lagi karena dasar dari puisi ini adalah bermain-main.

Ciri utama dari puisi mbeling adalah kuatnya unsur kelakar, sehingga penyair memanfaatkan seluruh unsur puisi berupa rima, irama, diksi, bunyi, dan tipografi untuk mengejar efek kelakar tanpa ada maksud tersirat atau disembunyikan.

Puisi mbeling biasanya digunakan untuk menyampaikan kritik sosial terhadap sistem pemerintahan dan sistem perekonomian, serta digunakan sebagai ejekan kepada para penyair yang bersikap terlalu serius atau sungguh-sungguh dalam berpuisi. Oleh karena itulah, Taufik Ismail menyebut puisi mbeling sebagai puisi yang mengejek puisi.

Puisi Mantra

Puisi mantra merupakan puisi yang mengambil sifat-sifat dari mantra. Penyair Indonesia yang memperkenalkan jenis puisi ini adalah Sutardji Calzoum Bachri. Ciri-ciri puisi mantra ini adalah sebagai berikut:

  • Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri,
  • Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami, melainkan sebagai sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan efek atau akibat tertentu, dan
  • Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran yang terletak pada perintah.

Puisi Konkret

Puisi konkret merupakan puisi yang lebih mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah sehingga menyerupai gambar tertentu dan tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai medianya. Dalam puisi konkret biasanya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya. Dalam penulisannya, puisi konkret perlu memperhatikan beberapa unsur berikut:

  • Tipografi, meliputi penyusunan baris-baris puisi berupa kata atau suku kata yang disusun berdasarkan gambar atau pola tertentu.
  • Unsur bunyi, meliputi penempatan persamaan bunyi atau rima di tempat-tempat tertentu demi menghidupkan kesan yang disatukan dengan repetisi atau pengulangan-pengulangannya.
  • Enjambemen, meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju baris puisi yang pekat dan penuh perenungan.

Nah, itulah pembahasan Materi Puisi Bahasa Indonesia Kelas 10. Semoga artikel ini menambah pemahaman kamu mengenai puisi, ya, Pahamifren. 

Buat kamu yang ingin mendapatkan akses materi belajar menarik lainnya, kamu bisa mengunduh aplikasi bimbingan belajar online Pahamify di sini.

Khusus buat kamu yang ingin mempersiapkan diri menghadapi UTBK, kamu bisa mengikuti try out online gratis dari Pahamify di tautan ini. Nah, bagi Pahamifren yang sedang ngambis buat masuk Universitas Indonesia, kamu bisa bergabung bersama Paket Simak UI dari Pahamify.

Ada berbagai latihan soal Simak UI yang lengkap dengan pembahasan dan prediksi Simak UI 2021. Lihat informasi lengkapnya https://pahamify.com/simak-ui/.

Nah, buat kamu yang ingin meningkatkan nilai rapor pada Penilaian Akhir Semester (PAS) tahun ini, kamu bisa mengikuti try out PAS dari Pahamify. Klik informasi lengkapnya pada banner di bawah ini ya!


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © MARI BELAJAR AGAR PINTAR - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -